PERTEMUAN 11
A. Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan
Fungsi Pengarahan dan Perencanaan Personalia.
Komunikasi dan koordinasi,
1. Proses komunikasi,
2. Saluran komunikasi,
3. Hambatan dalam komunikasi,
4. Pentingnya koordinasi,
Motivasi,
1. Model-model motivasi,
2. Hierarki motivasi Maslow,
3. Teori-teori motivasi.
B. Kompetensi Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan akan mampu menjelaskan dan memahami perlunya Komunikasi dan koordinasi serta motivasi dalam organisasi. Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan Proses komunikasi, Saluran komunikasi, Hambatan dalam komunikasi, Pentingnya koordinasi, Model-model motivasi, Hierarki motivasi Maslow Teori-teori motivasi.
C. KBM Untuk Mencapai Kompetensi
- Perkuliahan dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi kelompok yang dipresentasekan di depan kelas.
- Menjelaskan cakupan materi Komunikasi dan koordinasi serta motivasi.
- Menjelaskan secara umum pentingnya komunikasi dan koordinasi serta motivasi dalam organisasi.
- Menjelaskan proses komunikasi
- Menjelaskan menjelaskan saluran komunikasi
- Menjelaskan hambatan dalam komunikasi
- Menjelaskan model-model motivasi.
- Menjelaskan hierarki motivasi Maslow
- Menjelaskan teori-teori motivasi
- Dosen membuat kesimpulan dari keselurahan materi kuliah yang disampaikan tersebut
- Dosen memberikan pertanyaan untuk mengundang interaksi atau tanggapan dari mahasiswa.
A. Evaluasi
1. Sebelum dilakukan perkuliahan dengan
metode ceramah, dosen mengajukan pertanyaan tentang materi
yang telah diberikan sebelumnya.
2. Dengan metode diskusi, mahasiswa membentuk
kelompok diskusi dengan materi yang sudah ditentukan
3. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan
didepan kelas.
4. Selanjutnya setiap kelompok diskusi yang
lain mengajukan pertanyaan dari materi yang diberikan dan dijawab dengan
memberikan study case. Dosen
menyempurnakan jawaban yang kurang tepat.
5.
Membuat
kesimpulan dari hasil diskusi kelompok yang telah dipresentasikan
B. Sumber Pustaka
1. James A. F. Stoner, et.all., (1996).
Manajemen Jilid 2. Jakarta : Prenhallindo.
2.
T.Hani
Handoko, (1999). Manajemen Edisi 2, Yogyakarta : BPFE
3.
Chuk Williams, (2004) Manajemen,
Jakarta : Salemba
4. Ernie
Trisnawati S dan Kurniawan S., Pengantar Manajemen, Edisi 1, Kencana
5.
Amin
Widjaja T., Manajemen. Rineka Cipta; Jakarta
C. Materi
Komunikasi
1. Komunikasi dalam fungsi memimpin adalah
penyampaian informasi dari pengirim kepada penerima dan informasi itu dapat
dipahami oleh si penerima (Koontz, O’Donnell dan Weichrich).
2. Proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan
pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis (the process
by which people attempt to share meaning via the transmission of symbolic
messages (Stoner,
Freeman & Gilbert, 1995)
6. Teori Motivasi Human Relations.
Fungsi Komunikasi
dalam Organisasi
Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa fungsi komunikasi merupakan
sarana memadukan aktivitas-aktivitas yang terorganisasi. Komunikasi dapat
dipandang sebagai sarana untuk menyalurkan masukan sosial ke dalam sistem
sosial. Komunikasi juga merupakan sarana untuk memodifikasi perilaku,
mempengaruhi perubahan, memproduktifkan informasi, dan saran untuk mencapai
tujuan. Bila kita berbicara tentang gereja, keluarga, suatu pasukan pramuka
atau tentang sebuah perusahaan, maka penyampaian informasi dari seseorang pada
yang lain adalah sangat penting.
Pentingnya
Komunikasi
Komunikasi yang efektif penting bagi manajer karena dua alasan :
- Komunikasi adalah proses dengan mana fungsi-fungsi manajemen : merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan pelaksanaan.
- Komunikasi adalah kegiatan di mana manajer mencurahkan sebagian besar dari waktunya.
Tujuan komunikasi
•
Dalam
arti yang luas (perusahaan/ organisasi), tujuan komunikasi adalah untuk
mengadakan perubahan untuk mem-pengaruhi tindakan dan untuk mencapai
kesejahteraan perusahaan.
•
Komunikasi penting artinya karena komunikasi
memadukan fungsi-fungsi manajemen.
•
Secara khusus, komunikasi diperlukan untuk :
(1) menetapkan dan
menyebarluaskan tujuan perusahaan;
(2) menyusun rencana untuk
mencapai tujuan itu;
(3)
mengorganisasi sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya dengan acara yang paling efektif dan efisien;
(4) menyeleksi, mengembangkan,
dan menilai anggota organisasi;
(5) memimpin,
mengarahkan, memotivasi, dan menciptakan iklim yang menimbul-kan keinginan
orang untuk memberi kontribusi; dan
(6) mengendalikan prestasi.
Hambatan dalam Berkomunikasi
HAMBATAN INDIVIDUAL | HAMBATAN ORGANISASIONAL |
Kesalahpahaman dalam memahami pesan | Semantik |
Kredibilitas Individu | Perbedaan Tingkatan Manajemen |
Keterbatasan dalam berkomunikasi | Persepsi yang berbeda antar bagian |
Kemampuan Mendengarkan yang rendah | Kelebihan Beban Kerja |
Penilaian awal terhadap subjek tertentu | Hambatan-hambatan lain |
Upaya dalam
mengatasi hambatan dalam Berkomunikasi
UPAYA YANG BERSIFAT INDIVIDUAL | UPAYA YANG BERSIFAT ORGANISASIONAL |
Peningkatan kemampuan mendengarkan | Tindak lanjut dari setiap komunikasi yang dilakukan |
Dorongan untuk berkomunikasi dua arah | |
Peningkatan kesadaran dan kemampuan dalam memahami pesan dan informasi | Pengaturan pola komunikasi yang semestinya dilakukan dalam organisasi |
Pemeliharaan Kredibilitas Individu | Peningkatan kesadaran dan penggunaan berbagai media dalam berkomunikasi |
Peningkatan pemahaman terhadap orang lain |
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Sistem
Informasi Formal
–
sistem
pemroses transaksi (transaction-processing system)
–
sistem informasi manajemen (management
information system)
–
sistem
pendukung pengambilan keputusan (decision support system)
–
sistem
informasi eksekutif (executive information system)
–
sistem
jaringan internal (intranet)
–
sistem
pintar (expert system)
Teknologi Informasi yang Personal
–
Komputer
–
Mesin
Fotocopy
–
Telepon
Selular
–
WebCam
dll
Bentuk-bentuk Komunikasi
•
Komunikasi
Interpersonal
–
Komunikasi
Lisan
–
Komunikasi
Tertulis
•
Komunikasi dalam Bentuk Jejaring Komunikasi
–
Pola
Roda
–
Pola
huruf Y
–
Pola
komunikasi bersambung
–
Pola
komunikasi melingkar
–
Pola
komunikasi menyeluruh
• Suatu usaha kerja sama antara badan,
instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu, sehingga terdapat saling
mengisi, saling membantu dan saling melengkapi.
• Orang yang menggerakkan / mengkoordinasi
unsur-unsur manajemen untuk mencapai tujuan disebut koordinator (manajer).
Teori-teori koordinasi :
a. Menurut E. F. L. Brech dalam bukunya, The
Principle and Practice of Management :
• Koordinasi adalah mengimbangi dan
menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok kepada
masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan
yang semestinya di antara para anggota itu sendiri.
b. Menurut
G. R. Terry dalam bukunya, Principle of Management :
• Koordinasi
adalah suatu usaha yang sinkron / teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang
tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam
dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
Menurut
tinjauan manajemen, koordinasi menurut Terry meliputi :
1. Jumlah
usaha baik secara kuantitatif, maupun secara kualitatif
2. Waktu
yang tepat dari usaha-usaha tersebut
3. Directing
atau penentuan arah usaha-usaha tersebut
Syarat-syarat koordinasi :
1. Sense of Cooperation, perasaan untuk saling
bekerja sama, dilihat per bagian.
2. Rivalry,
dalam perusahaan besar, sering diadakan persaingan antar bagian, agar saling
berlomba untuk kemajuan.
3. Team
Spirit, satu sama lain per bagian harus saling menghargai.
4. Esprit
de Corps, bagian yang saling menghargai akan makin bersemangat.
Sifat-sifat koordinasi :
1. Koordinasi adalah dinamis, bukan statis.
2. Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh
oleh seorang manajer dalam kerangka mencapai sasaran.
3. Koordinasi
hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.
Koordinasi dibedakan atas :
1. Koordinasi vertikal, tindakan-tindakan atau
kegiatan penyatuan, pengarahan yang dijalankan oleh atasan terhadap kegiatan
unit-unit, kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawabnya.
2. Koordinasi horisontal, tindakan-tindakan atau
kegiatan penyatuan, pengarahan yang dijalankan terhadap kegiatan dalam tingkat
organisasi yang setingkat.
Koordinasi horisontal terbagi :
a. Interdiciplinary,
Koordinasi dalam rangka mengarahkan, menyatukan tindakan, mewujudkan,
menciptakan disiplin antara unit yang satu dengan unit yang lain secara intern
maupun ekstern pada unit-unit yang sama tugasnya.
b. Inter-Related,
koordinasi antar badan (instansi). Unit-unit yang fungsinya berbeda, tetapi instansinya
saling berkaitan secara intern-ekstern yang selevel.
Cara
mengadakan Koordinasi :
1. Memberikan
keterangan langsung dan secara bersahabat. Keterangan mengenai pekerjaan saja
tidak cukup, karena tindakan yang tepat haru sdiambil untuk menciptakan, menghasilkan
koordinasi yang diharapkan.
2. Mensosialisasikan
tujuan kepada para anggota, agar tujuan tersebut berjalan secara bersama, tidak
sendiri-sendiri.
3. Mendorong
anggota untuk bertukar pikiran, mengemukakan ide, dll.
4. Mendorong
anggota untuk berpartisipasi dalam tingkat perumusan dan penciptaan sasaran.
Coordination dan Cooperation :
·
Koordinasi berhubungan dengan sinkronisasi,
jumlah, waktu, arah dan mempunyai arti lebih luas daripada kooperasi.
·
Kooperasi adalah tindakan bersama oleh sejumlah
orang terhadap tujuan yang sama.
Pentingnya Koordinasi
1.
Untuk mencegah terjadinya kekacauan, percekcokan, dan
kekembaran atau kekosongan pekerjaan.
2.
Agar orang-orang dan pekerjaannya diselaraskan
sertadiarahkan untuk pencapaian tujuan perusahaan.
3. Agar sarana dan prasana dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan.
4. Supaya semua unsur manajemen (6M) dan
pekerjaan masing-masing individu
karyawan harus membantu tercapainya tujuan organisasi.
5. Supaya semua tugas, kegiatan, dan
pekerjaan terintegrasi kepada sasaran yang diinginkan.
Motivasi
Suatu kerelaan untuk
berusaha seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi
oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu (Stephen P. Robbine)
Dr. David McClelland mengemukakan pola
motivasi :
•
Achievment motivation, adalah suatu keinginan untuk mengatasi atau mengalahkan suatu tantangan, untuk
kemajuan dan pertumbuhan.
•
Affiliation
motivation adalah
dorongan untuk melakukan hubungan-hubungan dengan orang lain.
•
Competance
motivation, adalah
dorongan untuk berprestasi baik dengan melakukan pekerjaan yang bermutu tinggi.
Power motivation, adalah dorongan
untuk dapat mengendalikan suatu keadaan dan adanya kecenderungan mengambil
resiko dalam menghancurkan rintangan-rintangan yang terjadi.
Metode-Metode Motivasi
1.
Metode langsung (direct motivation), adalah
motivasi (material dan nonmatrial) yang diberikan secara langsung kepada
setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Sifatnya
khusus seperti memberikan pujian, penghargaan, bonus, piagam dan lain
sebagainnya.
2.
Motivasi tidak langsung (indirect motivation),
adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang
mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas, sehingga karyawan
betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Misalnya : kursi yang empuk,
mesin-mesin yang baik, ruangan kerja yang terang dan nyaman, suasana lingkungan
pekerjaan yang baik, penempatan karyawan yang tepat dan lain-lainnya. Motivasi tidak langsung ini besar
pengaruhnya untuk merangsang semangat bekerja karyawan, sehingga produktivitas
kerja meningkat.
Jenis-Jenis Motivasi
1.
Motivasi positif (insentif positif), manajer memotivasi
bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan
motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada
umumnya senang menerima yang baik-baik saja.
2.
Motivasi negatif (insentif negatif), manejer memotivasi
bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang
baik (prestasinya rendah). Dengan motivasi negatif ini semangat kerja bawahan
dalam jangka waktu pendek akan meningkat, karena mereka takut dihukum, tetapi
untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik.
Teori Motivasi.
Ada beberapa klasifikasi mengenai teori-teori motivasi. Perbedaan-perbedaan
dibuat atas dasar Content Theories yang memfokuskan diri kepada “apa”
(what) dari motivasi dan Process Theories yang berfokus kepada
“bagaimana” (how) dari motivasi. Reinforcement theories, pendekatan ketiga,
menekan kepada cara-cara perilaku itu dipelajarinya (learned).
Pendekatanan content dihubungkan dengan nama-nama seperti Maslow, McGregor.
Perspective content menekankan kepada pengertian tentang factor-factor yang
bertindak dalam para individu yang menyebabkan mereka bertindak dengan cara
tertentu. Ia mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti:
kebutuhan-kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh orang-orang ? apa yang
mendorong mereka untuk bertindak ? Dalam pandangan ini, para individu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan yang mendalam yang mendorong, menekan, atau memotivasikan
mereka untuk menguranginya atau memenuhinya. Artinya, para individu akan
bertindak atau berkelakuan dengan cara-cara yang akan membawa mereka kepada
kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan mereka.
Misalnya, seorang pegawai yang mempunyai kebutuhan akan keberhasilan dapat
dimotivasikan untuk beberapa jam lebih banyak untuk menyelesaikan suatu tugas
yang sulit tepat pada waktunya; seorang pengawai yang membutuhkan penghargaan
diri akan dimotivasikan untuk bekerja dengan sangat hati-hati untuk
menghasilkan suatu pekerjaan dengan kualitas yang tinggi.
Meskipun pendekatan ini kelihatannya sangat sederhana, namun dalam
prakteknya pengertuan motivasi itu jauh lebih kompleks. Alasan – alasan dari
pada kompleksitas ini adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan-kebutuhan
itu berebeda-beda di antara para indivisu, dan
ia juga berganti-ganti sepanjang waktu.
2. Cara-cara
kebutuhan tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan- tindakan juga berbeda-beda di antara para individu.
3. Orang
tidak selalu bertindak atas kebutuhan mereka terus- menerus, dan kebutuhan-kebutuhan yang memotivasi mereka berbeda-beda dari waktu ke waktu.
4. Reaksi dari para
individu untuk memenuhi kebutuhan atau untuk tidak
memnuhinya akan berbeda-beda.
Teori Kepuasan (Content Theory) ini dikenal antara lain :
1. Teori Motivasi
Klasik oleh F.W. Taylor
Motivasi
pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja,
kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, jika gaji dan upah
yang diberikan cukup besar maka kepuasan biologis akan terpenuhi maka semangat
bekerja mereka akan meningkat.
2. Maslow’s Need
Hierarchy Theory oleh A.H. Maslow
Manusia adalah
makhluk sosial yang berkeinginan, kebutuhan itu terus menurus baru berhenti jika akhir hayatnya tiba.
Kebutuhan manusia bertingkat tingkat/herarki sebagai berikut :
a. Physiological
needs (kebutuhan fisik=biologis) seperti makan, minum, udara, erumahan dll.
b. Safety
and security needs (keamanan dan keselamatan) kebutuhan akan keamanan dan
keselamatan jiwa ditempat bekerja dan Kebutuhan akan keamanan harta ditempat
pekerjaan
c. Affiliation
or acceptance needs (Kebutuhan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta
diterima dalam pergaulan kelompok karyawan dan lingkungannya)
d. Essteem or status needs adalah kebutuhan
akan penghargaan diri, pengakuan dan penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya.
e. Self actualization adalah kebutuhan
akan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan dan
potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang
lain.
Herzberg’s Two Factors
Motivation Theory oleh Frederick Herzberg.
Motivasi yang idial yang dapat merangsang
usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian
dan peluang untuk mengembangkan kemampuan.
4. Mc.Clelland’s
Achievment Motivation Theory oleh McClelland
Teori ini berpendapat bahwa karyawan
mempunyai cadangan energi potensial,
bagaimana energi itu digunakan dan dilepaskan tergantung pada kekuatan dorongan
motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia.
5. Existence, Relatedness and Growth (ERG) Theory
oleh Alderfer
Teori ini merupakan penyempurnaan yang
dikemukan oleh A.H. Maslow. Teori
ini dianggap lebih mendekati keadaan sebenarnya berdasarkan fakta-fakta
empiris.
Teori ini mengutamakan hubungan seseorang dengan lingkungannya. Meneurut teori ini seseorang akan
berprestasi baik, jika is diterima dan diakui
dalam pekerjaan serta lingkungannya.
7. Teori
Motivasi Claude S. George
Teori
ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia
bekerja, yaitu : upah yang layak, kesempatan untuk maju, pengakuan sebagai
individu, keamanan kerja, tempat kerja yang baik,
penerimaan oleh kelompok, perlakuan
yang wajar dan pengakuan atas prestasi.
0 komentar:
Posting Komentar